Kamis, 05 Desember 2013

Yuan Menguat Setelah Jegal Posisi Euro Sebagai Mata Uang Paling Populer Kedua di Dunia

Pada perdagangan hari ini yuan terpantau mengalami peningkatan yang signifikan terhadap dollar AS (04/12). Mata uang yang terkenal dengan “penjagaan”-nya tersebut tampak bergerak naik dan mencapai level tertinggi dalam 15 tahun belakangan setelah bank sentral China atau PBOC menaikkan nilai tukar referensi ke level rekor tertinggi menjelang kunjungan Wapres AS Joe Biden ke Beijing minggu ini.
PBOC menaikkan kisaran yuan harian sebesar 0.08 persen menjadi 6.1300 per dollar AS, tertinggi sejak diangkatnya pegging nilai tukar yuan terhadap dollar AS pada tahun 2005 lalu. Kontrak forward berdurasi satu bulan mengalami kenaikan sebesar 0.7 persen menjadi 6.1240 per dollar, tertinggi sejak setidaknya tahun 1998 lalu.
Joe Biden bertolak dari Tokyo hari ini untuk bertemu dengan para petinggi China untuk membahas zona larangan terbang yang diberlakukan Beijing terhadap pulau-pulau yang disengketakan dengan Jepang. Biden mengatakan bahwa Amerika Serikat amat mengkhawatirkan kondisi ketegangan antara China dan Jepang tersebut di kawasan Laut China TImur.
Kenaikan mata uang China tersebut juga tidak lepas dari kabar bahwa Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) mengatakan bahwa mata uang ini telah mengalahkan euro dan menjadi mata uang paling banyak ditransaksikan kedua di dunia.
Kontrak spot yuan tampak mengalami pergerakan terbatas hari ini. Yuan di Shanghai diperdagangkan pada posisi 6.0913 per dollar dari posisi penutupan perdagangan kemarin yang ada di level 6.0924 per dollar.
(ia/JA/vbn)                                                     
Workshop SIMPRO

0 komentar:

Posting Komentar